PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS DI PUSKESMAS SINEPENG KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL

Authors

  • Ovalina Sylvia Br. Ginting Universitas Haji Sumatera Utara
  • Teti Irawati Universitas Haji Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.51771/fj.v1i2.130

Keywords:

Infeksi, Pasien Infeksi, Penggunaan antibiotik

Abstract

Hipertensi Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran nafas antara lain faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri maupun publik, serta rendahnya gizi (Khairunnisa dkk, 2016). Puskesmas Sinepeng merupakan Puskesmas yang terletak di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Puskesmas Sinepeng pada Tahun 2019 sebanyak 82 orang terindikasi mengalami Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Kemudian pada bulan Januari 2020 terdapat sebanyak 8 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) kemudian meningkat pada Bulan Februari 2020 sebanyak 9 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) selanjutnya Bulan Maret 2020 sebanyak 6 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Meskipun mengalami frekuensinya naik turun namun tetap harus diperhatikan. Jenis antibiotik yang tersedia di Puskesmas sinepeng adalah amoxicilline 500 mg, cifrofloxacine 500 mg, eritromicine 500 mg, doxicilline 100 mg, citromoxazol 480 mg, metronidazole 500 mg, tetracicline 250 mg, clindamicine 300 mg dan chloramphenicole 250 mg. Berdasarkan data resep Puskesmas Sinepeng didapatkan bahwa antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoxicilline 500 mg, cifrofloxacine 500 mg dan eritromicine 500 mg.

References

Gagarani, Y. (2015). Hubungan antara Tingkat pengetahuan Ibu dengan Pengelolaan Awal Infeksi Saluran Pernapasa Akut pada Anak. Undergraduate Thesis. Faculty of Medicine.

Kemenkes RI. (2011). Pneumonia penyebab kematian.

Khairunnisa, R dan Rusli, H.R. (2016). Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien di Beberapa Puskesmas Kota Samarinda. Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian.

King, J. (2015). Kuantitas Penggunaan Antibiotik sebelum dan Setelah Pembuatan Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) (Penelitian pada Kasus Bedah Digestif RSUP Dr. Kariadi Semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ediisi 3. Jakarta. Salemba Medika.

Musthafa, N. (2017). pola penggunaan antibiotik dan ketepatan penggunaannya untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Profil Puskesmas Sihepeng. (2020). Data Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Riswanto, S,R, Basuki, D,R dan Romdhoni, M.F. (2017). Hubungan Penggunaan Antibiotik dengan Tingkat Kesembuhan ISPA pada Balita di Puskesmas Cilembang Kota Tasikmalaya Periode 1 Januari – 31 Desember

Sadewa S.G. (2017). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut ( ISPaA ) di Instalasi Rawat Inap RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2016, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Sonego M., Pellegrin M.C., Becker G. and Lazzerini M. (2015). Risk Factors for Mortality from Acute Lower Respiratory Infections ( ALRI ) in Children under Five Years of Age in Low and Middle- Income Countries : A Systematic Review and Meta-Analysis of Observational Studies,10 (1), 1–18.

Published

2021-07-31