KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA DARI TEPUNG BUAH BIT (Beta vulgaris L.)
DOI:
https://doi.org/10.51771/fj.v1i2.141Keywords:
Karakterisasi, bit, tepung, Beta vulgaris L.Abstract
Buah bit (Beta vulgaris L.) merupakan tanaman yang banyak mengandung senyawa betalain. sumber utama pewarna merah alami. Salah satu inovasi pemanfaatan buah bit yaitu pembuatan tepung bit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakterisasi dan skrining fitokimia umbi bit, serta mengetahui tingkat penerimaan umbi bit yang dijadikan tepung bit bagi para panelis. Penelitian ini merupakan eksperimental dengan menguji kandungan senyawa kimia melalui uji karakterisasi dan skrining fitokimia. Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa tepung bit (Beta vulgaris L.) memiliki senyawa alkaloid, tanin, saponin, flavanoid, steroid, glikosida gula, dan polifenol. Karakterisasi tepung bit dengan kadar air 9,28%, kadar abu total 0,99%, kadar abu tidak larut asam 0,82% dan kadar sari larut dalam air 0,82% dapat disimpulkan karakterisasi tepung buah bit memenuhi persyaratan Materia Media Indonesia (MMI). Uji Organoleptik dilakukan oleh 20 panelis, dengan kriteria penilaian sebanyak 9 panelis menyukai rasa, 6 panelis menyukai aroma, 12 panelis menyukai warna merah maroon, 12 panelis menyukai tekstrur, dan 11 panelis memiliki daya terima untuk tepung bit.
References
Amila, A., Sembiring, E., Maimunah, S., Syapitri, H., & Girsang, V. I. (2020). Pemberian Biskuit Bit Sebagai Produk Pangan Alternatif Pasien Tuberkulosis Paru Anemia. Jurnal Abdimas Mutiara, 1(1), 149-159.
Amila., Sembiring, E. (2021). The Effect of Beetroot Biscuits (Beta Vulgaris) on The Hemoglobin Level of Patients With Pulmonary Tuberculosis. The Indonesian Journal of Public Health, 16(1), 43-55.
Andarwulan, N., & Faradilla, R. H. F. (2012). Pewarna Alami untuk Pangan.Bogor. SEAFAST CENTER, IPB. 100p.
Apriyantono., A. (1989). Analisis Pangan. Bogor: Pusbangtepa Institut Pertanian Bogor.
Arjuan, H. (2008). Aplikasi pewarna bubuk ekstrak umbi bit (beta vulgaris) sebagai pengganti pewarna tekstil pada produk terasi Kabuaten Berau, Kalimantan Timur.
Aulia, S. (2010). Karakterisasi Dan Pengaruh Perlakuan Berbagai Terhadap Pigmen.
Nanik, R. A. O. A. M. (2018). Karakteristik Minuman Beralkohol Dengan Variasi Kadar Ekstrak Buah Bit (Beta vulgaris L.) dan Lama Fermentasi. JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI), 3(1).
Depkes, R. I. (2000). Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 3-30.
Depkes, R. I. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 4(223), 1009.
Deptan. (2012). Sehat Dengan Buah. Artikel di akses di http://epetani.deptan.go.id. pada tanggal 20 April 2021.
Lingga, L. (2010). Cerdas Memilih Sayuran; Plus Minus 54 Jenis Sayuran. Agromedia.
Liana, L., Ayu, D. F., & Rahmayuni, R. (2017). Pemanfaatan Susu Kedelai dan Ekstrak Umbi Bit dalam Pembuatan Es Krim (Doctoral dissertation, Riau University).
Meilgaard, M. C., Carr, B. T., & Civille, G. V. (1999). Sensory evaluation techniques. CRC press.
Metro Jateng, (2016). Petani Magelang Rame-rame Tanam Buah Bit. Artikel diakses di http:// metrojateng.cOM/2016/01121 /petani- magelang-rame-rame- tanam buah-bit/ pada tanggal 04 April 2021.
Lestario, L. N., Gunawan, N., & Martono, Y. (2013). Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Degradasi Warna Agaragar Yang Diwarnai Sari Umbi Bit Merah (Beta Vulgaris L. Var. Rubra L.). Agric, 25(1), 42-50.
Slavov, A., Trifonov, A., Peychev, L., Dimitrova, S., Peycheva, S., Gotcheva, V., & Angelov, A. (2013). Biologically active compounds with antitumor activity in propolis extracts from different geographic regions. Biotechnology & Biotechnological Equipment, 27(4), 4010-4013.
Sunardi., K.I. (2007). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi, L.) Terhadap 1,1-Diphenyl-2- Picrylhidrazyl (DPPH). Seminar Nasional Teknologi, 1-9.
Winarno., F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta.