IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO DAN MIE KUNING YANG BEREDAR DI JALAN SOEBRANTAS KOTA PEKANBARU SECARA KUALITATIF

Authors

  • Kony Putriani Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia
  • Denia Pratiwi Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia
  • Nadya Putri Auliya Serawaidi Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia
  • Novitalia Nur Abdiani Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.449

Keywords:

formalin, bakso dan mie kuning, uji kualitatif

Abstract

Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan, baik daging ayam, babi ataupun sapi serta berbagai produk makanan laut seperti ikan, udang, dan kepiting, lalu dicampur dengan tepung kanji serta berbagai macam bumbu, lalu di bentuk bulatan-bulatan dan kemudian direbus. Mie adalah makanan yang lazim dan digemari oleh masyarakat, mulai dari usia muda sampai tua karena mie harganya yang ekonomis dan cara pengolahannya juga mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada bakso dan mie kuning yang diperjualbelikan di sekitar Jalan Soebrantas Panam Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pereaksi warna. Penelitian ini dilakukan di laboratorium analisa makanan dan minuman universitas abdurrab pada bulan januari 2022. Hasil pengujian dengan pereaksi Schiff diperoleh empat sampel bakso positif dan dua sampel mie kuning positif mengandung formalin, dengan pereaksi FeCl3 diperoleh empat sampel bakso positif dan dua sampel mie kuning positif mengandung formalin. Bakso dan mie kuning yang positif mengandung formalin tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam permenkes RI No. 033 tahun 2012, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.

References

Baihaqi, C. (2014). Sukses Wirausaha Gerobak Terlaris dan Tercepat Balik Modal. Kunci Aksara, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi

IV. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesi, Edisi III. Jakarta: Dirjen POM.

Depkes RI. (2012). Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Faradila, Yustini Alioes, dan Elmatris Syamsir. (2014). Identifikasi Formalin Pada Bakso Yang Di Jual Pada Beberapa Tempat Di Kota Padang.Universitas Andalas: Padang. Jurnal. fk. Unand.

Kamaludin, A. (2009). Analisis Kadar Formalin Dalam Bakso Dari Produsen Bakso di Beberapa Kecamatanan di Kodya Yogyakarta. Laporan survey, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Nelly. (2011). Analisis Kualitatif Kandungan Formalin dalam Tahu yang Dijual di Pasar pasar Tradisional di Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Tembung. Diakses di: http://repository.usu.ac.id/handle/1.

Novia Ariani. (2016). Analisis Kualitatif Formalin pada tahu Mentah Yang Dijual di Pasar Kalindo, Teluk Tiram dan Telawang Banjarmasin, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin. Jurnal akfarsam.

Paratmanitya, Y. dan Aprilia, V. (2016). Kandungan Bahan Tambahan Pangan Berbahaya pada Makanan Jajanan Anak Sekolah Dasar Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, 1 (4) : 49 - 55.

Uddin R., Wahid M.I., Jesmeen T., Huda N.H., Sutradhar, K.B. (2011). Detection of Formalin in Fish Samples Collected from Dhaka City, Bangladesh. S.J. Pharm. Sci. 4 (1): 85- 90.

Widyaningsih dan Murtini, S.,F. (2006). Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus Angisarana: Surabaya.

Downloads

Published

2023-02-17