Higiene dan Sanitasi Ibu dalam Pencegahan Stunting Lingkungan Sukatani 1 Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat

Authors

  • Khodijah Tussolihin Dalimunthe Universitas Haji Sumatera Utara
  • Mutiara Nauli Universitas Haji Sumatera Utara
  • Tina Meirindany Universitas Haji Sumatera Utara
  • Elvira Hayati Universitas Haji Sumatera Utara
  • Dewi Shara Dalimunthe UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

DOI:

https://doi.org/10.51771/jukeshum.v3i1.423

Keywords:

Higine Sanitasi, Stunting, Konsumsi Makanan Bergizi

Abstract

Higiene dan sanitasi lingkungan mempunyai peran penting dalam masalah stunting. Langkah pencegahan stunting dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti akses air bersih, berhenti buang air besar sembarangan, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair dan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Higiene buruk dapat menyebabkan batita terserang penyakit diare yang nantinya dapat menyebabkan anak kehilangan zat-zat gizi yang penting bagi pertumbuhan. Sanitasi yang buruk seperti buang air besar sembarangan bisa berdampak luas terhadap kesehatan, status gizi, dan ekonomi bangsa. Upaya yang dilaksanakan pemerintah dalam mencegah terjadinya stunting adalah bertujuan agar anak-anak indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai dengan kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil dan mempunyai batita lingkungan Sukatani 1 Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat tentang “Higiene dan Sanitasi Ibu dalam Pencegahan Stunting”. Masyarakat dikumpulkan di Mesjid Al-Fattah yang dilaksnakan pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022.  Outcome yang diharapkan dengan kegiatan tersebut adalah masyarakat mengetahui tentang pentingnya penerapan higiene dan sanitasi dalam rumah tangga agar dapat mencegah kejadian stunting.

References

Anugraheni, H. S. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada anak usia 12-36 bulan di kecamatan Pati, Kabupaten Pati (Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari http://www.ejournal-s1.undip.ac.id

Edisi Medan. (2022). Penurunan Stunting, Dinas PPKB Kota Binjai Harapkan Sinergi OPD Terkait. Di akses tanggal 22 November 2022. https://edisimedan.com/2022/04/22/penurunan-stunting-dinas-ppkb-kota-binjai-harapkan-sinergi-opd-terkait/

Erna Kusuma Wati, dkk. 2016. Upaya Perbaikan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan Dalam Rangka Pencegahan Stunting Balita Melalui Optimalisasi Peran Tenaga Gizi Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 92-101

Fikawati, S. dkk (2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 247-256. di: https://doi.org/10.22435/mpk. v28i4.472

Kemenkes RI.2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.

Kemenkopmk. 2021. Menko PMK Beberkan Kunci Atasi Gizi Buruk dan Stunting. Diakses di https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-beberkan-kunci- atasi-gizi-buruk-dan-stunting

Pusat data dan Informasi Kemenkes RI, 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Supariasa dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta

Yunitasari L. Perbedaan intelligence quotient (IQ) antara anak stunting dan tidak stunting umur 7-12 tahun di sekolah dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012.

Downloads

Published

2023-01-31