Higiene dan Sanitasi Ibu dalam Pencegahan Stunting Lingkungan Sukatani 1 Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat
DOI:
https://doi.org/10.51771/jukeshum.v3i1.423Keywords:
Higine Sanitasi, Stunting, Konsumsi Makanan BergiziAbstract
Higiene dan sanitasi lingkungan mempunyai peran penting dalam masalah stunting. Langkah pencegahan stunting dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti akses air bersih, berhenti buang air besar sembarangan, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair dan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Higiene buruk dapat menyebabkan batita terserang penyakit diare yang nantinya dapat menyebabkan anak kehilangan zat-zat gizi yang penting bagi pertumbuhan. Sanitasi yang buruk seperti buang air besar sembarangan bisa berdampak luas terhadap kesehatan, status gizi, dan ekonomi bangsa. Upaya yang dilaksanakan pemerintah dalam mencegah terjadinya stunting adalah bertujuan agar anak-anak indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai dengan kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil dan mempunyai batita lingkungan Sukatani 1 Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat tentang “Higiene dan Sanitasi Ibu dalam Pencegahan Stunting”. Masyarakat dikumpulkan di Mesjid Al-Fattah yang dilaksnakan pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022. Outcome yang diharapkan dengan kegiatan tersebut adalah masyarakat mengetahui tentang pentingnya penerapan higiene dan sanitasi dalam rumah tangga agar dapat mencegah kejadian stunting.
References
Anugraheni, H. S. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada anak usia 12-36 bulan di kecamatan Pati, Kabupaten Pati (Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari http://www.ejournal-s1.undip.ac.id
Edisi Medan. (2022). Penurunan Stunting, Dinas PPKB Kota Binjai Harapkan Sinergi OPD Terkait. Di akses tanggal 22 November 2022. https://edisimedan.com/2022/04/22/penurunan-stunting-dinas-ppkb-kota-binjai-harapkan-sinergi-opd-terkait/
Erna Kusuma Wati, dkk. 2016. Upaya Perbaikan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan Dalam Rangka Pencegahan Stunting Balita Melalui Optimalisasi Peran Tenaga Gizi Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 92-101
Fikawati, S. dkk (2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 247-256. di: https://doi.org/10.22435/mpk. v28i4.472
Kemenkes RI.2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Kemenkopmk. 2021. Menko PMK Beberkan Kunci Atasi Gizi Buruk dan Stunting. Diakses di https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-beberkan-kunci- atasi-gizi-buruk-dan-stunting
Pusat data dan Informasi Kemenkes RI, 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Supariasa dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta
Yunitasari L. Perbedaan intelligence quotient (IQ) antara anak stunting dan tidak stunting umur 7-12 tahun di sekolah dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Khodijah Tussolihin Dalimunthe, Mutiara Nauli, Tina Meirindany, Elvira Hayati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Hak Cipta dan Lisensi
Penulis yang mempublikasikan naskahnya melalui Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat menyetujui beberapa hal berikut:
- Hak Cipta atas naskah-naskah karya ilmiah di dalam Jurnal ini dipegang oleh Penulis.
- Penulis menyerahkan hak saat pertama kali mempublikasi Naskah karya ilmiahnya dan secara bersamaan Penulis memberikan izin/lisensi dengan mengacu pada Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License kepada pihak lain untuk menyebarkan karya ilmiahnya tersebut dengan tetap mencantumkan penghargaan bagi penulis dan Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat sebagai media Publikasi pertama atas karya tersebut.
- Hal-hal yang berkaitan dengan non-eksklusivitas pendistribusian Jurnal yang menerbitkan karya ilmiah penulis dapat diperjanjikan secara terpisah (contoh: permintaan untuk menempatkan karya yang dimaksud pada perpustakaan suatu institusi atau menerbitkannya sebagai buku) dengan Penulis sebagai salah satu pihak perjanjian dan dengan penghargaan pada Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat sebagai media publikasi pertama atas karya dimaksud.
- Penulis dapat dan diharapkan untuk mengumumkan karyanya secara online (misalnya pada Repositori atau pada laman Organisai/Institusinya) sejak sebelum dan selama proses pengumpulan naskah, sebab upaya tersebut dapat meningkatkan pertukaran citasi lebih awal dan dengan cakupan yang lebih luas.